Sabtu, 01 September 2012

Pemimpin dan Pimpinan

(Solopos, 22 September 2011)

Pemimpin dan pimpinan merupakan dua kata yang sama-sama bagian dari bahasa baku. Namun, sering diartikan oleh masyarakat umum bahwa kedua kata tersebut memiliki kemiripan makna. Akibatnya, penggunaan di dalam sebuah kalimat pun dianggap dapat saling dipertukarkan. Padahal sebenarnya hal tersebut tidaklah tepat. Kedua kata tersebut memiliki makna yang sangat berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Keempat (2008: 1075), pemimpin berarti (1) orang yang memimpin, (2) petunjuk; buku petunjuk (pedoman). Sedangkan pimpinan menurut KBBI (2008: 1075) merupakan kata benda yang berarti (1) hasil memimpin; bimbingan; tuntunan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kalimat “Pimpinan sekolah itu berhasil memajukan sekolahnya”. Pimpinan dalam kalimat tersebut berarti orang yang telah memimpin. Bandingkan dengan kalimat berikut ini, “Berkat pimpinannya, sekolah itu mengalami banyak kemajuan”. Dalam kalimat tersebut, pimpinan berarti hasil dari kegiatan memimpin yang dilakukan oleh –nya (nomina/pelaku).
Pemimpin dan pimpinan jelas-jelas memiliki makna yang berbeda. Dari beberapa contoh kalimat di atas, jelaslah bahwa kata yang sering dianggap dan diartikan sama tersebut tidak dapat dipergunakan secara bergantian di dalam sebuah kalimat. Namun, keduanya memiliki hubungan yang erat dan berkesinambungan. Bermula dari kata pemimpin yang pada akhirnya akan melahirkan pimpinan yang merupakan hasil dari memimpin.
Contoh lain penggunaan dua kata tersebut, yaitu “Pemimpin organisasi sekolah itu sangat berkharisma.” Kata pemimpin dalam kalimat tersebut berarti menunjukkan orangnya, bukan hasilnya. Berbeda dengan kalimat di atas, kata pimpinan dapat lihat di dalam kalimat, “Buku pimpinan itu isinya sangat detail dan jelas.” Berdasarkan KBBI, kata pimpinan di dalam kalimat tersebut dapat diartikan sebagai buku petunjuk atau pedoman dan bukanlah buku milik seorang yang isinya sangat detail dan jelas, seperti yang sering diartikan saat ini.
Jika dilihat dari pengertian-pengertian dan contoh-contoh di atas, keduanya jelas-jelas berbeda. Hal ini perlu dijadikan sebagai sebuah pemahaman agar tidak terjadi penggunaan kata yang salah di dalam sebuah kalimat guna mengembangkan bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar